5 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Ini Berisi Kutukan

5 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Ini Berisi Kutukan

Kerajaan Sriwijaya ialah kerajaan megah bercorak Buddha yang berdiri pada abad ke- 7 Masehi. Kerajaan ini meninggalkan sebagian prasasti yang berisi kutukan.

5 Prasasti Peninggalan Kerajaan Sriwijaya Ini Berisi Kutukan

Kerajaan yang berlokasi di Pulau Sumatera ini menggapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Balaputradewa di abad ke- 9. Balaputradewa merupakan generasi dari Raja Dinasti Syailendra, Samaratungga.

Keberadaan Kerajaan Sriwijaya nampak dari bermacam prasasti peninggalannya. Sejarah dini mula berdirinya kerajaan ini tercatat dalam Prasasti Kedukan Bukit yang dikeluarkan pada bertepatan pada 16 Juni 682 Masehi.

Dalam prasasti tersebut, dikenal Kerajaan Sriwijaya didirikan oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa yang melaksanakan ekspedisi suci. Ia berangkat memakai perahu dari Minanga Tamwan bersama 20. 000 orang tentara serta 200 peti bekal.

Dapunta Hyang Sri Jayanasa setelah itu sukses menakhlukkan sebagian daerah serta membangun perkampungan di Palembang.

Berdirinya kerajaan ini pula diperoleh dari sumber asing. Dilansir dari novel Sejarah oleh Nana Supriatna, sumber asing diperoleh dari berita- berita Cina, India( prasasti Nalanda serta Cola), Sri Lanka, Arab, Persia, serta Prasasti Ligor di Tanah Genting Kra Malaysia tahun 775 Masehi.

Prasasti Kutukan Kerajaan Sriwijaya

Sebagian prasasti aset Kerajaan Sriwijaya dikenal berisi kutukan. Kebanyakan kutukan tersebut diperuntukan kepada orang- orang yang tidak taat terhadap raja. Berikut 6 prasasti aset Kerajaan Sriwijaya yang berisi kutukan:

1. Prasasti Telaga Batu

Prasasti Telaga Batu berisikan kutukan terhadap siapa saja yang melaksanakan kejahatan serta tidak taat kepada raja. Mengutip kebudayaan. kemdikbud. go. id, ancaman tersebut diperuntukan kepada siapapun baik para putra raja serta pejabat kerajaan ataupun para kerajaan.

Dalam Prasasti Telaga Batu tertulis kalau barangsiapa melanggar prasasti tersebut, hingga ia hendak mati. Berikut kutipan isi prasasti yang berisi kutukan ini:

" Tidak hanya itu, kuperitahkan mengawasi kamu... hendak mati... dengan istri- istrimu serta anak- anakmu... anak- cucumu hendak dihukum oleh saya. Pula tidak hanya... engkau hendak mati oleh kutukan ini. Engkau hendak dihukum bersama anak- anakmu, istri- istrimu, anak- cucumu, kerabatmu, serta teman- temanmu".

2. Prasasti Boom Baru

Prasasti Boom Baru ditemui di wilayah Palembang, tepatnya di dekat Pelabuhan Boom Baru. Prasasti ini ditulis dengan huruf Pallawa. Tidak tertulis tahun dalam prasasti tersebut.

Prasasti aset Kerajaan Sriwijaya ini berisi tentang kutukan dari raja Sriwijaya. Mengutip web yang sama, sumpah ataupun kutukan diperuntukan kepada orang yang berbuat jahat ataupun berkhianat kepada dātuŚrīwijaya( red: raja).

Berikut penggalan isi kutukan dalam Prasasti Boom Baru:

"...( apabila) dia tidak bakti serta tunduk( berperan lemah lembut) kepadaku( raja) dengan...
dibunuh dia oleh sumpah serta di( suruh) biar sirna oleh...(Śrīwijaya)"

3. Prasasti Kota Kapur

Prasasti Kota Kapur ditemui di Kota Kapur, Bangka Belitung. Prasasti ini diperkirakan ditulis pada 656 Masehi. Prasasti Kota Kapur berisikan permintaan kepada Dewa buat melindungi persatuan serta kesatuan Kerajaan Sriwijaya.

Tidak hanya itu, prasasti ini pula berisi hukuman untuk orang yang melaksanakan kejahatan serta melaksanakan pengkhianatan terhadap raja.

4. Prasasti Karang Berahi

Prasasti aset Kerajaan Sriwijaya yang berisi kutukan yang lain merupakan Prasasti Karang Berahi. Prasasti ini ditemui di Jambi, tepatnya di Desa Karang Berahi, Kecamatan Pamenang, Kabupaten Merangin.

Mengutip halaman Kemendikbudristek, Prasasti Karang Berahi ditulis dengan huruf Pallawa serta bahasa Melayu Kuno. Prasasti ini berisi kutukan untuk daerah yang tidak tunduk terhadap Kerajaan Sriwijaya.

5. Prasasti Palas Pasemah

Prasasti Palas Pasemah menggambarkan tentang keberhasilan Kerajaan Sriwijaya dalam menduduki daerah Lampung Selatan. Tidak hanya itu, prasasti ini pula berisikan kutukan untuk orang- orang yang tidak taat kepada raja. Orang tersebut hendak terbunuh oleh kutukan.

Berikut penggalan isi prasasti kutukan aset Kerajaan Sriwijaya:

"... Terdapat orang di segala kekuasaan yang tunduk pada kerajaan yang memberontak, berkomplot, tidak tunduk setia kepadaku, orang- orang tersebut hendak terbunuh oleh( kutukan)..."

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url